Jumat, 09 Desember 2011

Memotret Elegannya Batik Kalimantan


Semenjak dikukuhkannya batik sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 
2 oktober 2009, busana khas Indonesia itu terus menggeliat. Beragam jenis 
batik dari berbagai daerah di nusantara pun semakin menunjukkan tajinya, 
termasuk batik Kalimantan yang punya corak khas daerah tersebut.

Motif Khas dan Variatif
 
Selama ini, batik dengan motif ukiran kayu dari pulau Jawa lebih banyak dikenal. Padahal,
pulau Kalimantan juga punya corak yang tak kalah memikat. Setiap provinsi di pulau
 tersebut memiliki variasi nama dan motif batik.
 
Sebutlah Batik Sasirangan (Kalimantan Selatan), Batik Benang Bintik (Kalimantan Tengah),
Batik Pontianak (Kalimantan Barat), dan Batik Shaho (Kalimantan Timur). Masing-masing
batik ini punya motif yang khas. Mencerminkan setiap daerah dengan nuansa etniknya 
masing-masing.
 
Secara umum, batik Kalimantan memiliki warna-warna yang elok dan menarik mata. 
Warnanya lebih berani seperti shocking pink, hijau stabilo, merah terang, oranye, dan 
sebagainya. Motifnya pun beragam berupa Mandau (senjata khas suku Dayak),Burung 
Enggang/Tingang (Elang Kalimantan), Batang Garing (simbol batang kehidupan bagi 
masyarakat Dayak),dan Balanga. Memberikan citra rasa budaya dan tradisi suku Dayak,
 suku asli Pulau Kalimantan.
 
Contoh, Batik Benang Bintik dari Kalimantan Tengah. Motif utamanya berupa batang
garing atau pohon kehidupan. Ada juga yang bermotif bajakan balairt, dan motif bajakan 
kakalawit. Motif batik ciri khas Kalimantan Tengah ini, merupakan perpaduan corak dari
seni ukir,lukisan dan anyaman rotan yang dipoles sedemikian rupa sehingga tercipta berbagai motif.
 
Jika dilihat sepintas, Batik Benang Bintik tidak tampak seperti batik pada umumnya. Motifnya
cenderung sederhana, garis dan titik yang menjadi ciri khas batik, tidak terlalu kentara. Sebaliknya,
ragam hias yang terdapat pada tameng atau ornamen di topi khas Dayak “Seraung” terlihat mencolok.
 
Adapun untuk Batik Shaho, batik khas dari Kalimantan Timur, banyak mengadopsi motif dari
 suku Dayak, seperti Dayak Kenyah dan Dayak Shaho. Memiliki warna warna cerah atau “jreng”
 seperti merah,hitam, hijau, kuning, dan biru. Untuk corak motifnya pun bervariatif, di antaranya 
adalah patung dan tameng.
 
Pembuatan Batik
 
Tidak jauh berbeda dengan pembuatan batik pada umumnya, proses pembuatan batik Kalimantan 
melewati tahapan lazimnya batik dibuat. Dipola, dicanting, diwarna sampai pada proses pencelupan, 
dan seterusnya. Hanya saja berbeda pada istilah dan corak maupun gaya warnanya masih sederhana, 
yaitu bermotif “kawung” dengan warna soga atau cokelat. Proses ini menghasilkan batik yang sering 
disebut dengan istilah Batik Kelengan, tidak berwarna biru melainkan cokelat.
 
Berikut proses pembuatannya:
 
1.       Mencap Mori
Pengecapan dilakukan dengan satu macam lilin sederhana yaitu parafin hars (gondo) atau dikenal
 juga dengan nama lilin tawon. Ini adalah proses awal yang memerlukan ketelitian. Kekeliruan 
di bagian ini akan berakibat fatal pada proses selanjutnya
 
2.      Menyoga
Langkah berikutnya adalah diekstrak (ditambahkan) zat warna dari tumbuh-tumbuhan. Pencelupan 
dilakukan berulang-ulang hingga mencapai warna yang diinginkan dan cukup dalam terlihat.
 
3.      Dilorod
Proses akhir dari pembuatan batik Kalimantan, berupa penghilangan semua lilin dengan dimasukkan 
ke dalam air mendidih. Ditunggu hingga semua lilin terlepas dari kain. Setelah itu didinginkan 
(dianginkan-anginkan).