Jumat, 13 Januari 2012

Wisata Kalimantan barat



Obyek Tempat Wisata Di Kalimantan Barat - Tugu Khatulistiwa, Hutan Wisata Baning, Cagara Alam Kepulauan Karimata hanya contoh dari obyek wisata yang ada di Kalimantan Barat.

Provinsi Kalimantan Barat memiliki wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan agar lebih maju lagi. Di Propinsi Kalbar banyak terdapat potensi wisata yang beraneka ragam. Hampir sama dengan wisata provinsi lain Kalimantan Barat juga memiliki tempat liburan andalan yang berupa wisata alam, agrowisata serta wisata budaya.

Wisata alam yang paling di minati oleh turis antara lain panorama pemandangan alam pegunungan, wisata pantai laut, wisata danau, wisata hutan tropis yang memiliki kekayaan aneka ragam flora serta fauna, kemudian ada juga wisata air terjun yang sangat indah di Pande Kembayung dan Riam Kanebak, dan masih banyak lagi obyek wisata yang menarik untuk di kunjungi wisatawan lokal atau mencanegara.

Wisata budaya Kalimantan Barat pun sangat menarik. Di prov Kalbar banyak terdapat aneka ragam seni budaya yang sangat unik sehingga untuk wisatawan luar bisa menambah wawasan tentang budaya Kalimantan Barat.

Tugu Katulistiwa
Obyek wisata ini menjadi ikon dari wisata kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. LOkasinya terdapat di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Jaraknyapun hanya kurang lebih 3 km dari Ibukota Pontianak.

Kota Singkawang.
Kota/kabupaten ini sangat menarik untuk daerah tujuan wisata di Kalimantan Barat. Banyak terdapat obyek wisata yang sangat menarik untuk liburan. Di Kota Singkawang terdapat pantai yang sering di kunjungi masyarakat untuk liburan. Pantai tersebut bernama Pantai Pasir Panjang. Pantai ini sangat terkenal sebagai tempat rekreasi, Untuk mendukung sektor pariwisata, disini telah tersedia banyak hotel, terdapat cottage, toko-toko, diskotik serta beragam fasilitas lainnya untuk wisatawan.

Lokasi Pantai Pasir Panjang terdapat di Kecamatan Tujuhbelas. Dengan jarak sekitar 17 km kota Singkawang. Jalan untuk menuju ke pantai ini juga sangat bagus dan telah beraspal sehingga dapat di lalui oleh kendaraan roda empat. Wisatawan juga bisa menggunakan sarana transportasi umum dari dan ke Pasir Panjang, seperti taksi, atau minibus.

Suku yang terdapat di kalbar



Menurut sensus tahun 1930 penduduk Kalimantan Barat Laut (Afdeeling Singkawang dan Afdeeling Pontianak, tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang) terdiri atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), Banjar (1,06%), Bugis (9,85%), Jawa (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak diketahui (12,88%). Sukubangsa tahun 1930 di seluruh Kalbar pada keempat afdeeling yang dominan besar yaitu Dayak (40,4%),Melayu (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan Tionghua (13%).
Komposisi Sukubangsa di Kalimantan Barat
Suku Bangsa
Borneo Barat Laut
Kalbar 2000
2010
Total
454,172
-
-
Rumpun Dayak
43,02%
35%
-
Dayak Kendayan
(Dayak)
8%
-
Dayak Pesaguan
(Dayak)
...%
-
Melayu
29,74%
13%
-
Melayu Sambas
(Melayu)
12%
-
Banjar
1,06%
...%
-
Jawa
2,99%
9%
-
Bugis
9,85%
...%
-
Suku lainnya
0,47%
...%
-
Rumpun Tionghua
12,88%
9%
-

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat

Singkawang, Kota Seribu Kelenteng



PULAU Kalimantan, masih sering luput dari penikmat wisata, baik mancanegara maupun nusantara.

Padahal, pulau ini masih menyimpan banyak potensi wisata yang tidak kalah menarik dari tempat wisata terkenal lainnya di Indonesia, salah satunya adalah Kalimantan Barat.

Kalimantan Barat padahal mempunyai lokasi strategis, dengan adanya Bandara Supadio di Kota Pontianak dan pintu masuk jalur darat Entikong sebagai gerbang Internasional dengan status VoA, yang juga didukung dengan jaringan penerbangan domestik yang sudah semakin banyak.

Kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia melalui pintu masuk Entikong selama periode Januari-September 2011 sebanyak 18.099 orang atau naik 5,84 persen dibanding 2010 dalam periode yang sama. Namun memang, jumlah kunjungan wisman setiap tahunnya melalui pintu masuk Entikong masih kurang 25 ribu orang atau sahamnya kurang 0,4 persen dari jumlah wisman ke Indonesia.

Selain letaknya yang strategis, Kalimantan Barat juga memiliki kota-kota yang indah, salah satunya adalah Singkawang. Bahkan menurut Wamenparkefraf, Sapta Nirwanda, kota ini memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan.

"Singkawang adalah kota yang memiliki potensi wisata yang lengkap. tidak hanya pemandangan alam, tapi juga etnis, budaya dan kulinernya yang menarik," tuturnya saat jumpa pers Lomba Sumpit Internasional Borneo di gedung sapta pesona, Senin (14/11/2011).

Selain itu ditambahkan Wali Kota Singkawang, Hasan Karman, Singkawang setiap tahunnya mengadakan banyak festival-festival yang menarik. "Ada festival cross border yang sifatnya temporary, festival Cap Go Meh yang rutin diadakan setiap tahun dan juga Lomba Internasional Sumpit Borneo yang akan diadakan sebentar lagi," tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Singkawang memiliki banyak kelenteng atau kuil Vihara, sehingga kuil ini kerap mendapat julukan sebagai "Kota Seribu Kelenteng". Bangunan-bangunan kelenteng ini memiliki arsitektur yang khas, didominasi warna merah dan hiasan naga. "Mudah-mudahan seribu kelenteng ini dapat dijadikan ikon singkawang sehingga dapat menarik banyak wisatawan datang," tutur Wamenparekraf.

Selain itu, Singkawang juga memiliki pantai yang indah di Pantai Pasir Panjang, taman-taman yang sejuk serta Pasar kuliner yang disebut Pasar Hongkong. Kota Singkawang merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Barat setelah Kota Pontianak. Kota ini berjarak 142 kilometer dari Kota Pontianak atau sekitar dua jam perjalanan dengan kendaraan bermotor.

Sejarah kota Pontiana

 
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Radjab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1192 H, Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan pada Kesultanan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Jami' Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
Sejarah pendirian menurut VJ. Verth
Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.
Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Betawi. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), setelah meninggalkan kerajaan Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin ia menikah dengan adik sultan. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur dan Pontianak berdiri.
Kolonialisme Belanda dan Jepang
Pada tahun 1778 kolonialis Belanda dari Batavia memasuki Pontianak dengan dipimpin oleh Willem Ardinpola. Kolonial Belanda saat itu dan menempati daerah di seberang keraton kesultanan yang kini dikenal dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal.
Pada tanggal 5 Juli 1779 Belanda membuat perjanjian dengan Sultan mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat dijadikan daerah kegiatan bangsa Belanda yang kemudian menjadi kedudukan pemerintahan Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat) dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak). Area ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak.