Infrastruktur
Transportasi di Provinsi Kalimantan Barat
Panjang Jalan
Jalan merupakan prasarana untuk mempermudah mobilitas penduduk dan
perdagangan antar daerah oleh karena itu jalan mempunyai peran penting dalam
menunjang kelancaran kegiatan ekonomi dan kegiatan lain secara umum.
Panjang jalan di Wilayah Kalimantan Barat sampai tahun 2004
tercatat 6147,93 km yang terdiri dari; jalan negara 1.575,32 km (9,17%), jalan
Provinsi 1.517,93 km (16,30%), dan jalan kabupaten/kota sepanjang 4.630 km
(69,11%).
Perhubungan Darat
Jumlah kendaraan bermotor (ranmor) yang tercatat pada Direktorat
Lalu Lintas Polda Kalimantan Barat, secara umum mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun. Pada 2006 misalnya, tercatat sebanyak 668.313 ranmor dari berbagai
jenis, padahal tahun 2004 hanya tercatat 476.698 buah, dengan demikian telah
terjadi peningkatan jumlah ranmor sebesar 40,19 persen. Dari jumlah tersebut,
sepeda motor mendominasi jenis kendaraan yang ada dengan persentase mencapai
90,68 persen. Jika dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya jumlah sepeda motor
di tahun 2006 mengalami peningkatan 43,46 persen
Dengan diberlakukannya UU No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas,
maka setiap ranmor maupun pengemudinya diwajibkan mempunyai/ memiliki perijinan
mengemudi. Karena itu pada Tabel 9.2.4 s/d Tabel 9.2.7 memuat data mengenai
jumlah STNK, BPKB, SIM dan terjadinya kecelakaan serta pelanggaran lalu lintas
yang tercatat pada Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Barat. Pengeluaran
SIM pada tahun 2006 adalah sebesar 16.616 untuk SIM A dan 6.410 untuk SIM B1
sedangkan SIM B2 sebanyak 720 dan SIM C sebanyak 83.755. Dengan demikian jumlah
pengeluaran SIM selama tahun 2006 mencapai 107.501.
Angkutan Pedalaman/ Transportasi
Air dan Bongkar Muat Pelabuhan
Banyak
jenis kendaraan pedalaman yang dikenal di Kalimantan Barat antara lain
sampan/perahu, bandung, tongkang, dan beberapa jenis kendaraan lainnya baik bermesin
maupun tidak. Akan tetapi jumlah kendaraan ini dari tahun ke tahun semakin
berkurang. Ini sebagai dampak dibukanya jalan-jalan darat menuju ke
pelosok-pelosok Kalimantan Barat, sehingga yang tadinya hanya dapat ditempuh
melalui sungai sekarang dapat ditempuh melalui jalan darat. Jumlah kapal motor
misalnya, pada tahun 1999 tercatat sebanyak 9.850 buah, pada tahun 2003 tinggal
3.425 buah, ini berarti selama 1999-2003 terjadi penurunan sekitar 50,00
persen.
Pada tahun 2005 bongkar muat melalui pelabuhan laut mengalami
peningkatan dari 2,097 juta ton bongkar dan 1,287 juta ton muat barang, kini
menjadi 4,159 juta ton bongkar dan 2,498 juta ton muat barang. Pelabuhan
Pontianak merupakan pelabuhan yang teramai dan tersibuk diantara pelabuhan lain
di Kalimantan Barat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya bongkar muat barang
setiap tahunnya. Pada tahun 2006 bongkar muat yang terjadi di Pelabuhan
Pontianak masing-masing sebesar 95,95 persen dan 97,68 persen dari total
bongkar-muat di Kalimantan Barat.
Untuk angkutan penumpang melalui kapal laut pada tahun 2006
mengalami penurunan baik yang berangkat maupun datang masing-masing turun
sebesar 12,06 persen dan 3,54%.
Pelabuhan Udara
Pada
2006, frekuensi pesawat udara yang berangkat dan datang di beberapa pelabuhan
udara yang ada di Kalimantan Barat tercatat
yaitu sebanyak 10.682 pesawat berangkat dan 10.637 pesawat datang. Ini berarti
terjadi penurunan frekuensi penerbangan di bandingkan tahun 2005masing 14,58
persen dan 14,93 persen.
Meskipun
demikian, kondisi di atas tidak berpengaruh terhadap jumlah penumpang, bahkan
cenderung terus meningkat. Keadaan ini menunjukkan tingginya minat masyarakat
untuk menggunakan transportasi udara. Hal ini tidak terlepas dari adanya
persaingan harga baik antar perusahaan penerbangan maupun dengan perusahaan
angkutan laut.
Adapun
jumlah penumpang tahun 2006, sebanyak 667.870 orang berangkat, 653.876 orang
datang dan 5.687 orang transit. Tahun 2005 penumpang yang berangkat hanya
614.436 orang, sedangkan yang datang dan transit masing-masing 611.591 orang
dan 18.634 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar